Kamis, 04 Agustus 2011

Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir


Sadar atau tidak ternyata skripsi bukan hanya pencapaian ilmiah semata lho, iya itu siy gw rasain. Kenapa gitu? Sisi lain selain dari pencapaian ilmiah berupa hasil karya ilmiah yang dihasilkan maupun gelar sarjana yang didapat, ternyata ada sisi psikologi yang bisa diambil disini. Sisi psikologi yang bisa diambil disini adalah pendewasaan yang gak kita sadari bisa merubah kita jadi lebih baik lho.

Coba fikir deh, dari awal kita fikir bahwa skripsi itu berat dan kita ragu buat bisa lewatinya atau gak. Nyatanya karena keharusan dan keinginan yang kuat ternyata kita mampu melewati tahapannya (walaupun masih belum rampung). Dari situ dapat diambil hikmah bukan, sesuatu yang kita anggap gak mungkin sebenarnya bisa kita raih asal punya keinginan yang lebih buat raih hal itu.

Selanjutnya adalah tentang sebuah proses, sadar gak bahwa skripsi adalah sebuah proses dari kita ngajuin topik, bikin proposal dan diterima. Setelah diterima, mulai jalan bikin skripsi pun ada tahapannya dimulai dari bab I sampai akhir dan diujikan di sidang. Sebuah proses panjang yang juga penuh perjuangan yang akhirnya buat kita dapat gelar sarjana. Manfaat yang bisa diambil adalah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan itu melalui sebuah proses gak ada yang instan.

Sabar, sikap yang mau tidak mau terasah dengan sendirinya dalam pembuatan skripsi. Hal teknis yang biasanya mengasah kita buat sikap yang satu ini contohnya adalah nunggu dosen saat mau bimbingan atau masalah cari data bagi penelitian sekunder dan mencacah bagi penelitian primer, semuanya secara sadar telah mengasah sikap sabar kita kan.

Interaksi, dengan skripsi mau gak mau kita jadi banyak interaksi dengan banyak orang. Hal yang kita gak tahu bikin kita banyak nanya ke orang yang semula gak deket atau bahkan negur pun gak. Dulu yang kuliah jarang interaksi dengan dosen sekarang sejak skripsi malah cari-cari dosen buat nanya tentang penelitian kita. Tanpa disadari banyaknya interaksi itu adalah bekal buat kita setelah lulus nanti lho, khususnya dunia kerja.


Kebersamaan, skripsi menyatukan kita. Ini mungkin gak secara umum terjadi di banyak kampus, karena pada umumnya kampus lain beda-beda waktu pengambilan skripsinya. Dikampus gw, skripsi  kita bareng satu angkatan, dan hal itu bikin kompak karena dalam tekanan dan rasa yang sama. Punya teman satu penderitaan itu bikin rasa susah jadi gak begitu terasa berat lho, bener kan? Malah makin termotivasi buat sama-sama melalui masa sulit ini.

Ini yang terakhir, entah apa orang lain juga ngerasa hal ini apa gak ya. Dari skripsi ini jadi merubah mindset yang tadinya easy going gak tau mau kemana masa depan jadi lebih tertata lho pola pikir kita. Jadi pengen jadi lebih baik seperti sekolah ke luar negeri atau mungkin jadi seseoarang yang lebih baik. pemikiran positif itu yang gw rasain siy dalam proses skripsi karena mungkin mulai mencintai topik skripsi yang berbulan-bulan menghantui hidup, setelah tahu bahwa ilmu pengetahuan itu menyenangkan jadi pengen tahu lebih jauh (itu hanya dugaan sementara).

Mungkin itu adalah sisi lain dari skripsi terlepas dari sisi akademik, satu lagi yang terlupa bahwa skripsi adalah pembuktian cinta buat orang-orang yang kita sayang. Karena dengan mengingat orang-orang yang kita sayang seperti ayah dan ibu itu akan menguatkan kita dalam masa sulit proses skripsi sehingga memotivasi untuk bisa menyelesaikannya.

Mari bersemangat, satu langkah lagi ^_^